Antara Dulu, Kini Dan Esok Hari

ANTARA DULU, SEKARANG, DAN ESOK

Seorang dosen masuk ke dalam ruangan kuliah, kemudian mengeluarkan satu kotak domino yang telah diberi nomor secara berurutan. Ia kemudian menegakkan seluruh domino itu satu persatu.

Para mahasiswa menerka niscaya sang dosen hendak menunjukkan efek domino. Mereka memperhatikan dengan seksama.

"Kalian perhatikan baik-baik, Bapak akan menjatuhkan domino pertama dan lihat apa yang terjadi." Lantas dijatuhkanlah bab yang berada paling depan tersebut.

Tentu semua orang yang berada di ruangan itu tahu bahwa yang terjadi berikutnya yaitu seluruh domino itu akan ikut berjatuhan secara berurutan dari depan ke belakang. Dan memang itulah yang terjadi.

"Domino ini sengaja Bapak tulis angka, untuk menawarkan bahwa sejatinya setiap papan domino ini mewakili usia kita,"

Seperti kebiasaan sang dosen, hari itu ia juga menunjukan dengan sebuah metafora,

"Maka kalian ingatlah, apa yang terjadi pada kita tahun ini yaitu hasil dari perbuatan tahun lalu. Dan apa yang diperbuat tahun ini akan memilih ibarat apa kita di tahun yang akan datang. Karena seluruh rangkaian usia kita saling berhubungan, ibarat domino ini!"

Tidak cukup dengan ucapan saja, ia kemudian meraih sebuah spidol dan menuliskan dengan abjad yang besar di papan tulis,

Today is yesterday's effect. And today is tomorrow's cause.

Para mahasiswa menyadari pelajaran yang sangat berharga pada hari itu, bahwa masa depan ditentukan perilaku kita pada hari ini.

Prinsip ibarat ini dijabarkan dalam Al-Quran pada dongeng Nabi Yusuf yang menganjurkan sang raja Mesir biar bersikap bijak selama tujuh tahun. Karena apa yang terjadi pada tujuh tahun berikutnya ditentukan dari perilaku sang raja ketika itu.

قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ

Nabi Yusuf berkata, "Supaya kau bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kau panen hendaklah kau biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kau makan."
(Surat Yusuf : 47)

Kalaulah rangkaian usia ini tak saling bekerjasama antara dulu, sekarang, dan akan datang, tentulah Nabi Yusuf tak akan mengajarkan perihal hal tersebut.

Jelas sudah, siapa yang perbaiki perilaku di hari ini, akan oke pula keadaannya di masa depan.

Belum ada Komentar untuk "Antara Dulu, Kini Dan Esok Hari"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel