The Spirit Of Ramadhan

The Spirit Of Ramadhan

Jika mendengar kata Samurai, apa yang pertama kali terlintas di pikiran kita? Tentu sebilah pedang yang panjang dan melengkung khas Jepang.

Padahal istilah Samurai awalnya bukan digunakan untuk senjata, melainkan untuk seorang petarung. Samurai ialah nama bagi seorang petarung dari kalangan militer di kala pertengahan Jepang. Samurai bekerja untuk tuannya yang disebut Daimyo, atau terkadang mereka bekerja sendiri yang disebut Ronin.
Seorang Samurai menduduki kawasan terhormat di mata masyarakat. Bisa dibilang mereka ialah aristokrat dari kalangan militer.

Seorang Samurai ialah ksatria yang gagah berani. Kemampuan bela dirinya bisa setara dengan sepuluh prajurit biasa. Mereka juga terpelajar. Dan ciri khas yang paling menonjol adalah, bertarung dengan penuh arahan etik.

Maka, seorang Samurai tak akan menyerang diam-diam, atau melawan musuh yang sudah tidak berdaya. Spirit sebagai seorang Samurai benar-benar melambangkan keberanian dan integritas.

Keberadaan para Samurai mulai berkurang seiring dengan berakhirnya kala pertengahan. Untuk terus menghidupkan spirit yang penuh nilai luhur dari para ksatria ini, maka lambat laun pedang Katana yang biasa mereka gunakan kesannya disebut sebagai Samurai.

Jadi, bila Samurai merujuk kepada nama para prajurit militer di masa lalu, bergotong-royong mereka semua telah tiada. Tetapi bila Samurai yang dimaksud ialah semangat petarung sejati, maka semangat tersebut terus hidup tertanam dalam sebilah pedang-pedang tajam dari Jepang.

Tak ubahnya dengan Ramadhan. Apakah yang disebut dengan Ramadhan? Jika merujuk kepada nama sebuah bulan yang berada di antara Sya'ban dan Syawal, berarti Ramadhan ialah bulan suci yang sekejap lagi akan meninggalkan kita semua.

Tetapi bila Ramadhan yang dimaksud ialah gaya hidup seorang muslim sejati, yang senantiasa melawan hawa nafsunya. Spirit sebagai mukmin yang menghidupkan siang malamnya dengan ibadah kepada Allah.

Maka ketahuilah, semangat tersebut terus hidup tertanam dalam hati setiap orang beriman.

Terima kasih duhai bulan mulia, kemarin engkau tiba mengajarkan kami arti berjuang. Kini engkau berpisah sesudah kami mengerti arti menjadi hamba. Secara zahir engkau memang pergi, tetapi secara hakiki engkau akan selalu bersama kami. Amiin.

Belum ada Komentar untuk "The Spirit Of Ramadhan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel